Wednesday 30 April 2008

aku

Aku tak mengerti perasaanku dalam pekat malam
Selipan serpihan ilusi menghadiri
Bisa saja aku menjadi gila akibatnya
Tak ku pungkiri, namamu menguasai
Dalam bilik-bilik hati tertera

Cinta ku bukanlah cinta palsu
Meski terkadang terselip napsu
Napsu sejenak seorang manusia
Meredam ku coba dengan logika
Pupus perlahan tak terduga

jikalau aku terhanyut nantinya
sadarkan aku dengan bisikanmu
bukakan mataku dengan kasihmu
Tunjukkan kekuataun cintamu
uji aku dengan segala egoku
nilailah hasratku dengan keteduhanmu

sepi

Malam ini terasa sangat mati
Jiwa ini seakan merasa ada yang pergi
Kulit ini laksana membeku
Terasa hampa tiada yang menghangati
Khayalan ku terbang liar
Negatif pikiran tak terbuang
Berujung pada kecemburuan
Tercipta perlahan menyakitkan
Karena mimikirkanmu dengannya
Inikah akibat dari cinta...?

Mencoba aku menjabarkan kecemburuan ini
Ah...sakit di hati
Menantang kenyataan yang ada
Sungguh tak ada tawarnya
Sakit tak musnah
Cemburu semakin mengganas
Inilah ego perasaan cinta dalam diam

Tuesday 29 April 2008

di-a yang cantik

sedikit yang q ketahui tentang dirimu,
namun begitu banyak kegembiraan yang q
rasakan saat berada di pinggiran
hatimu, menatap berharap untuk bisa
menjadi belahan jiwamu dan bersama
menuliskan kenangan yang panjang tak
berujung.
terlihat lemah q di hadapmu, terdengar
gombal semua perkataan kluar dari mulut
q, seandainya kalbu q bisa berkata,
akan kah kau percaya??
membayangkan kehadiranmu merupakan
mimpi yang semu, menatap senyum-mu
membangkitkan semangat q, mendengar
suaramu menenangkan jiwa q....tak urung
aq dijalari rasa cemburu, melihat
dirimu dengan kekasihmu, tertawa mesra
penuh canda dan q hanya bisa menahan
luka perih di dada, tersenyum
senantiasa q coba...entah berapa lam

Monday 28 April 2008

rasa ini padamu

Aku jatuh cinta padamu bukan karena parasmu
Aku menitipkan hati ini untukmu, bukan karena usil ku
Aku senantiasa memujimu, tak ada niat untuk merayu
Apa yang keluar dari mulut ku, sungguh apa adanya
Setiap ciuman yang menjejak di bibirmu, bukan sekedar napsu ku

Aku akui, diriku bukanlah pilihan terbaik
Aku menyadari, sepenuhnya belum mampu mengerti
Seutuhnya, sulit hati ku untuk tidak memilihmu
Karena cinta ini, cinta yang tulus
dan tiada lelah aku terus mencoba
Tanpa letih aku berusaha memahami
Mengetahui segala prasaan dan keinginanmu
Mengungkapkan misteri jiwamu
Memenuhi lingkup ragamu...
hanya ingin agar kau tahu
Cinta suci ini tidaklah palsu.

Galau

Bias-bias keceriaan terpancar di wajahmu
Sulit mengerti arti senyuman itu
Entah bagaimana hati memposisikan diri
Diantara 2 cinta yang kau jalani
Pastikan salah satu harus berakhir
Menyisakan pelbagai getir duka
Memupuskan segala suka yang ada

Akal akan kalah oleh perasaan
Hingga kelam kehidupan datang
Penghancuran diri merupakan pelarian
Menjauh dari kenyataan terbuang
Mereka-reka senantiasa tanya

Praduga silih berganti berkuasa
Fantasi indah melilit kuat
Menata harapan-harapan semu nan tabu
Memberikan keindahan sekejab
Berhasil atau terjerembab
Cinta ataukah duka menyiksa....

perasaan

Melebur semua cinta ini untukmu
Yang t'lah aku dapatkan
Semakin lama tak dapat aku hentikan
Meski nantinya menyakitkan
aku yakin hati ini untuk bersamamu
Walau terkadang ada tanya
Bisakah kita bersatu di dalam hidup
Atau hanya sekedar fatamorgana saja

Senantiasa aku mencoba menggantikan dirinya
Selalu ada waktu ku bersamamu
Sungguh hidup ini aku persembahkan padamu
Meski aku sadari 1/2 hatimu mencinta
Antara aku dan kekasihmu
Biarlah aku terluka jika suatu saat nanti
Ternyata dialah pemenang hatimu
Namun cinta ini akan tetap ada
Hingga saat maut menutup mata

Bimbang

saat rasa ini semakin pupus perlahan
kau yakinkan untuk tetap bertahan
pelukanmu erat meneguhkan aku
ciuman hangat aku dapat di pipi
segala luka pun terobati
sepi di hati riuh kembali
meski kebahagiaan bersamamu tak abadi

dikala jiwa ini merasa tanpa arti
hadirmu tevarkan berbagai arti
defenisi yang tak mudah dimengerti
lekat menguat mencoba nekat
tetap berdiri bertahan menanti
berharap waktu memenuhi mimpi
tanpa sesal yang mengikuti
keindahan ataukah kehancuran nantinya...

Wednesday 23 April 2008

Di-a

Kau yang pernah singgah di hati-ku
Mengukir perlahan tulisan nama-mu
Menitipkan beragam kenangan
2-hari bersamakan jadi ingatan panjang
Terlihat biasa, bagiku menghanyutkan
Dirimu yang telah menemani tidurku
Terlelap pulas di samping-ku
Aku selipkan satu kecupan di kening
Membisikkan bahasa cinta...maksud-ku
Yang tak pernah kau yakini
Menggenggam erat lembut tanganmu
Bermain ceria setiap jari-ku
Mendekap penuh arti tak ingin aku lepas
Ingin memilikimu kuyakinkan itu
Cinta suci ini hanya untukmu

Pencarian

Kebisingan ini terasa sangat menggangu
Bergaung menyerbu telinga berkuasa
Tanpa dapat meredamnya
Gelisah serta merta menghampiri
Meracuni jiwa-jiwa yang sendiri
Memojokkan raga kasat mata
Terbawa pemabukan duniawi
Menjauhi arwah tak ingin pergi
Menjalani, kalbu tak sudi
Terombang-ambing mencari arti
Penjajakan arti hidup yang hakiki
Akan menjadi pegangan hati
Melalui terjal hidup tak bertepi

Dunia

Riak air di danau bergulir panjang
Bening menggulung perlahan ketepian
Cipratan buih tumpah berhamburan
Menyapa daratan yang padang
Membersihkan batu jadi pualam
Burung-burung bercermin riang
Kicauannya merdu menyusup ruang
Mengusik hari-hari yang kelam
Menghadirkan indahnya alam
Sungguh ciptaan maha karya
Oleh sang khalik junjungan manusia

Dunia maya

Dunia maya tempat tegur sapa
Mengucap tanya, menjawab rasa
Membagi sedih nestapa suka
Bermodalkan rasa percaya
Akan terikat tali persaudaraan?

Sapa menyapa tanpa bertatap muka
Lewat kata saling menilai
Melalui janji untuk ditepati
Pernahkah kita saling mendusta
Mempertaruhkan harga diri?

Saling mengerti penuh arti
Kalbukan menilai yang sejati
Apakah layak kita bersama
Masing-masing hati menjawabnya...

Gelisah

Dimanakah aku berada...
Asa menjadi tanya
Untuk memahami diri...aku tak bisa
Menahan hasrat, aku takut binasa
Kejujuran menyibak luka...lama

Inikah lika liku perasaan manusia
Merasa gulana dikala sendiri
Fatamorgana ilusi yang bimbang
Merengkuh hilang tak bertulang
Gemerlap siang terasa padam
Jalan menuju jati diri terbuang
Menjamah jejak langkah...
hidup ini akan terbuang

Dia

Hai nona, wanita jelita
Melirik aku menatapmu
Tersipu malu menghampiri
Meski tersembunyi dalam hati
Berjuta puji aku membantin
Hai gadis, senyum menggoda
Tiada bosan menatap
Indah bak rembulan senja
Dalam kalbu aku berucap
Hai anugerah maha kuasa
Sudikah engkau bersamaku
Menjalin hubungan asmara
Menjadi suatu tanya...?

Harapan

Ruangan ini berdebu...sepi
Bantal-bantal itu lusuh...kelabu
Suasana ini sungguh menggangu
Tiada seorang pun menemani
Udara ini begitu membekukan
Aku duduk hanyut dalam lamunan
Tanpa keceriaan
Tak ada pertanyaan
Usah menunggu jawaban
Waktu berlalu...hari ini sendu `batin q`
Akankah ada lembaran baru